I Gusti Lanang Mangku Oka Santika

Tari (Topeng)

PRAKERTYA RACANA TAHUN 2017

Profile Seniman

Seni Tari Topeng adalah merupakan Tarian yang sangat merakyat yang memiliki beberapa dimensi / multi fungsi sehingga oleh masyarakat yang memiliki hoby menari akan sangat tertarik untuk menguasai tari Patopengan karena tarian tersebut memiliki spirit menuju pada pencapaian Spiritualitas yang tinggi bagi pelakunya , itulah sebabnya I Gusti Lanang  Mangku Oka Santika yang lahir pada tanggal 31 Desember tahun 1958 di Menanga Kawan, Desa Menanga Kecamatan Rendang ini mengembangkan bakatnya sebagai seniman penari Topeng, yang ditarikannya sebagai, Wawalen dan Balih balihan, di lingkungan wilayah Rendang. Ketertarikannya untuk mengembangkan bakat seni menarinya sebagai penari topeng adalah semata –  mata didasari atas niat untuk bias ngayah di masyarakat melalui tari topeng dalam setiap Upacara Yadnya yang memerlukan Topeng sebagai Wawalen, walaupun di saat usia anak – anak beliau tidak dapat berguru secara mengkhusus untuk menari topeng, namun setelah remaja  bakatnya berkembang secara alami dan mulai belajar secara otodidak.

Seiring dengan perkembangannya menekuni sebagai pelaku seni penari topeng baliau kini bergabung bersama 3 ( tiga ) orang temannya dalam bentuk sekaa Topeng, yang selalu bersama – sama menari dalam sebuah pementasan, baik dalam pementasan sebagai Wawalen Nyidha Karya maupun pementasan sebagai Hiburan atau babondresan.

Pementasan yang dilakoninya adalah dalam kaitan pelaksanaaan Upacara Yadnya yang dilakukan oleh Masyarakat baik perorangan maupun kelompok dan juga pementasan di Pura pura, terkait dengan pelaksanaan Upacara Dewa Yadnya di wilayah Rendang, dalam setiap pementasan baik yang ditanggap oleh perorangan dan atau kelompok beliau I Gusti Lanang Mangku Oka Santika tidak memasang Tarif atau target upahan, namun secara ikhlas menerima berapapun sebagai sesari.

Cukup banyak  pengalaman yang dialaminya selama menekuni sebagai penari topeng bersama rekan satu sekaanya dalam  setiap pementasan, baik ketika pentas bersama Sekaa maupun ketika pentas sendiri / Topeng Pajeg. Dalam setiap pementasan beliau tidak pernah fanatik dengan jenis iringan gamelan yang disediakan oleh masyarakat yang menanggapnya, yang penting beliau bisa pentas melaksanakan Swadharmanya.

I Gusti Lanang Mangku Oka Santika semasa usia brahmacarinya hanya dapat menempuh pendidikan formalnya sampai di tingkat Sekolah Dasar /SD saja, namun kesempatan belajar untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya  lebih banyak dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat yang dianggapnya sebagai tempat belajar non formal untuk belaajar agama, adat istiadat, budaya serta sosial kemasyarakatan, memasuki fase Grahasta beliau menyunting seorang gadis sebagai istri pendamping hidupnya yaitu Jero Adnyana. Bakaat seninya sebagai penari topeng kini telah  diwarisi oleh Keponakan dan Cucunya sendiri.