I Gusti Ngurah Sueka, S.ST.,M.Si

PRAKERTYA RACANA TAHUN 2017

Profile Seniman

Banjar Triwangsa, Desa Macang Kecamatan Bebandem, adalah menjadi bukti sejarah pada tanggal 20 Januari 1955,  terlahirnya seorang maestro Seniman Tari yaitu :I Gusti Ngurah Sueka, SST.,M.Si. rupanya kelahirannya telah  dibekali nilai – nilai budaya yang yang adhi luhung oleh Para Leluhurnya yang juga sebagai seniman ketika semasa hidupnya, sehingga I Gusti Ngurah Sueka sejak kecil sudah sangat terobsesi ingin menjadi seniman tari yang terkenal. Ungkapan masyarakat Krama Bali bagi anak-anak keturunan seniman tari adalah: “ panak nyalian  “ artinya bahwa anak-anak bahkan balita dari keturunan seniman tari ketika mendengarkan suara Gamelan tangannya mulai bergerak menirukan orang menari, itu artinya jiwa seninya telah menurun, demikian halnya dengan I Gusti Ngurah Sueka, sejak kecil sudah menampakkan jiwa berkeseniannya, semula beliau sangat menekuni kegemarannya melukis, namun akhirnya kegemaran melukisnya menjadi kandas dan tertinggal selepas mengikuti pendidikan di tingkat Lanjutan Pertama beliau langsung masuk di KOKAR  dengan mengambil Jurusan Tari, meniti pada perkembangan darah seni tarinya yang tumbuh dari para leluhurnya. Selama mengikuti pendidikan di KOKAR  sudah tampak jelas naluri dan bakat seninya bersemayam dalam jiwa raganya sehingga tari apapun  yang diajarkan oleh para pendidiknya sangat mudah untuk diserapnya, selama pendidikan di KOKAR  beliau sangat sering dalam pementasan pementasan kolosal bersama sekolahnya baik pementasan di daerah maupun keluar daerah, dari kepiawaiannya menari dengan karakter yang dikuasainya sesuai peran yang dimainkan tak pelak beliau sering mendapat pujian dan sambutan baik dari para pendidik bahkan para penonton.

Atas prestasi dan keterampilannya menari sehingga dapat menggugah hati seorang seniman Kondang yaitu Bapak Kakul menyarankan dan memotifasi I Gusti Ngurah Sueka selepas menempuh pendidikan di KOKAR agar melanjutkan Kuliah di ASTI ( ISI ) sekarang, tumbuh dan berkembang jiwa seninya bagi I Gusti  Ngurah Sueka adalah memang benar tumbuh dari dalam diri sendiri mungkin sebagai warisan dan bukan berkesenian atas perintah serta paksaan, sehingga seni baginya adalah Jiwa Kehidupan, serta melalui seni dapat mengolah Rasa untuk dapat meniti kehidupan dengan sempurna berdasarkan nilai – nilai seni yang adhi luhung.

Selepas menempuh pendidikan di KOKAR beliau dapat mencoba untuk mencarai pekerjaan sebagai bekal hidup yaitu sebagai pegawai Tenaga Kontrak / mengabdi di Kantor Camat Bebandem, namun pengabdian tersebut tidak berlangsung lama sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya di Akademi Seni Tari Indonesia  di Denpasar memperdalam jurusan seni tafrinya yang didapat di bangku sekolah KOKAR, maka atas prestasi, kecakapan, ketrampilan dan kecakapannya beliau diangkat sebagai Dosen Tari di ASTI, terkait dengan seni tari yang digeluti baliau mulai menari Topeng saat setelah  menjadi Dosen di ASTI, selain sebagai penari Topeng juga sangat lincah energik penuh karakter menarikan tari Hanoman yang dapat membuat penonton tertegun keheranan  disamping seni tari yang digeluti beliau juga sangat menggeluti seni Karawitan, sehingga setiap ajang kegiatan Pesta Kesenian Bali ( PKB ) beliau sangat sibuk dengan garapan – garapan Seninya di Kabupaten kabupaten yang membutuhkan, disamping juga sebagai Pembina Provinsi, sehingga nama beliu sangat tidak asing dikalangan seniman di seantero Bali. Ruang lingkup Pagelaran yang pernah dilakoninya dalam berkesenian bukan saja di seantero Bali, Nusantara bahkan telah melanglang dunia sampai ke ASIA.

Sebagai seorang seniman yang multi Talenta, yang memiliki seni Dimensi rangkap disamping sebagai penari, dan menggeluti seni Karawitan juga memiliki kegemaran membuat Tapel/ Topeng, dan sebagai pendukung seni patopengannya yaitu dengan Sastra – sastra , kini beliau baru pada tahap memulai belajar pungkasnya. Dari prestasi dan kepiawaiannya menggubah atau mengarang tabuh – tabuh tak terbilang jumlahnya, diantaranya :

THN. JENIS KEGIATAN TEMPAT KEGIATAN KETERANGAN
1984 Menata Tari “Eka Lawya” dalam rangka PKB wakil Kab.Karangasem (Sanggar Puri Karangasem) Di Puri Karangasem Tidak ada sertifikat dari Pemda Setempat
1989 Menata Sandyagita “Serdah Manah”.

Tari  Trio “Buta Watala”, dan Menata Sendratari “Perang Tanah Aron” untuk mengisi acara di PKB.

Di Desa Segah, Kecamatan Selat, dan desa Jasri Kecamatan Karangasem Reaman audio Bali Record, tidak ada sertifikat atau Penghargaan
1997 Penata tari dan lakkon topeng prembon “Babad Sidemen” Di Banjar Cemceman, Kecamatan Sidemen Tidak ada sertifikat
2007 Penata tari “Gatotkaca Antaka” Di Desa Griana Kauh Kecamatan Selat Rekaman audio Bali Record 2007
2016 Rekonstruksi Wayang Wong Di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem Surat tugas dari LP2M ISI Denpasar

Dan masih banyak lagi garapan garapan yang dibuat dari periode tahun 1984 hingga 2016 sekarang ini yang membanggakan Daerah kelahirannya ini. Selain itu banyak lagi garapan-garapan yang di garap diluar Kabupaten Karangasem yakni meliputi :

THN. JENIS KEGIATAN TEMPAT KEGIATAN KETERANGAN
1995 Menata Vokal Sandya Gita “Genta Mahardika // Indonesia Emas” Di Sanggar Perinting Emas Banjar Abian Kapas Kaja, Denpasar Timur Rekaman Audio Bali Record 1995
2003 Menggarap Sandya Gita “Mulat Sarira” PKB ke-25 Desa Tunjuk Kabupaten Tabanan (Pentas di Gedung Kesenioan Karangasem) Ada rekaman Aneka Record
2008 Sebagai Juri Makendang Tunggal dan Tari Jauk Manis antar SMA / SMK Se-Bali SMA Negeri 1 Ubud Piagam
2014 Sebagai Juri tari Jauk Manis dalam Rangka Gelar Lestari Budaya Wantilan Taman Budaya Denpasar Art Centre Sertifikat
2016 Sebagai Dewan Juri tari Jauk Manis dan Makendang Tunggal, Bulan Bakti Gotong Royong LPM Kelurahan Kuta Di Aula Pura Dalem Kuta Piagam Penghargaan
2017 Sebagai Tim Juri Lomba Lelakut, Pindekan dan Sunari (Pelestarian Adat dan Budaya) Subak Anggabaya Denpasar Surat Tuugas dari ISI Denpasar

Dan masih banyak lagi garapan garapan dibuat dan prestasi yang diperoleh diluar Kabupaten Karangasem  dari periode tahun 1995 sampai 2017 sekarang ini.