Diskripsi

Mekare-kare atau lazim disebut perang pandan merupakan rangkaian dari pelaksanaan Usaba Sambah yang rutin dilaksanakan setiap tahun pada sasih kalima (bulan kelima pada perhitungan Kalender Khusus Desa Tenganan Pegringsingan). Usaba ini berlangsung selama satu bulan penuh dengan berbagai rangkaian upacara salah satunya adalah Mekare-kare / Geret pandan. Mekare-kare ini dilaksanakan selam dua hari berturut-turut yakni dengan lokasi yang berbeda yakni hari pertama di Petemu Kaja dan hari kedua di depan Bale Agung.

Prosesi Mekare-kare ini merupakan penghormatan masyarakat Tenganan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang karena keyakinan masyarakat setempat yang tidak mengenal kasta dan menganggap Dewa Indra sebagai dewa dari segala dewa.

Mekare-kare sering disebut Perang Pandan dikarenakan menggunakan sarana utama berupa daun pandan berduri yang dipotong dalam ukuran yang sama kemudian diikat sebagai perlambang sebuah gada yang dipakai berperang. Selain itu mereka juga memakai perisai dari bahan rotan sebagai tameng untuk melindungi diri. Prosesi ini dilakukan oleh kaum laki-laki dari anak-anak, dewasa sampai orang tua.

Perang akan berlangsung antara dua orang yang akan saling menyerang dan bertahan dengan satu orang wasit. Hampir semua peserta akan mengalami luka disekujur tubuhnya karena duri daun pandan namun sudah disiapkan ramuan tradisional dari parutan kunyit dan lengkuas dengan ditambah minyak kelapa untuk mengobatinya

Dokumentasi Foto