I Made Jiwa

Sastra

PRAKERTYA RACANA TAHUN 2017

Profile Seniman

Menuju suatu rumah didesa Abang, masuk jurusan Banjar Waliang dari Perempatan Abang itulah Banjar Dinas Abang Kelod tempat terlahirnya I Made Jiwa pada tanggal 12 Nopember tahun 1954.  Beliau I Made Jiwa terlahir di lingkungan para pelaku seni sastra yang walaupun orang tuanya berprofesi sebagai Petani menggarap tanah miliknya. Namun nasib I Made Jiwa tidak sama dengan   nasib anak – anak sebayanya saat itu, karena I Made Jiwa saat itu tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam Pendidikan Formal Sekolah Dasar / SD, beliau hanya  mendapatkan kesempatan belajar pada pendidikan Kejar Paket A , walau demikian seluruh waktunya tidak disia – siakan untuk mencari pengalaman hidup dan belajar  diluar pendidikan formal yaitu dengan lebih banyak belajar pada orang tua di masyarakat, karena baginya untuk mendapatkan pendidikan tidak hanya melalui sekolah saja sedangkan Masyarakat, keluarga adalah merupakan tempat belajar dan mengembangkan bakat serta menyalurkan hoby. Pada masa  menginjak Dewasa di usia 26 tahun I Made Jiwa mulai belajar bersastra, diawali dengan belajar mengenal aksara bali, membaca dan menulis dari orang tua pelaku seni sastra di lingkungannya, kemudian setelah mampu fasih membaca dan menulis mulailah belajar mageguritan, mekidung dan Makekawin, Palawakya.

Hari demi hari dilaluinya dengan belajar dan belajar bersastra sehingga seni sastra yang digelutinya menjadi kebutuhan serta konsumsi hidupnya, maka tidak heran jika I Made Jiwa dengan cepat mempunyai teman untuk Mapesantian serta sangat sering diminta untuk mengisi acara mapapaosan / Pesantian baik dalam Upacara Yadnya oleh Perorangan, bahkan ngayah saat piodalan atau Karya di Pura – pura dilingkungannya maupun di Kahyangan Tiga Desa Pakrman, bahkan sangat sering juga diminta untuk mapapaosan / pasantian  bergabung dengan sekaa diluar desanya. Kemampuan I Made Jiwa dalam mengolah  Vokal sangat dikuasainya sehingga mampu membedakan Vocal dan Nada suara dengan jelas dalam melantunkan Gaguritan, Kidung, Sekar Agung, maupun Malawakya, kemampuan itu sangat jarang dimiliki oleh para pelaku seni sastra dalam tarik suara mapasantian.

Prestasi yang pernah didapatkannya selama menekuni Seni Sastra adalah pernah meraih Juara I Lomba Mawirama di Tingkat Kabupaten sebagai duta Kecamatan Abang pada ajang Pesta Kesenian Bali tahun1987, yang akhirnya dipercaya untuk mewakili Kabupaten Karangasem Lomba Mawirama  di Tingkat Provinsi pada tahun 1988, namun ketika itu hanya mampu meraih prestasi Juara Harapan II. Kegagalan meraih Juara tidaklah mematahkan semangat untuk meneruskan pelestarian seni sastra, terbukti sampai saat ini beliau masih sangat aktif dalam kegiatan  tersebut serta dipercaya sebagai Pembina / Pelatih sekaa santi di Wilayah Desa Abang, sehingga beliau dipercaya  sebagai Juri Makekawin pada kegiatan Porsenides Abang tahun 2016. I Made Jiwa  dalam meniti kehidupannya sampai saat ini belum memiliki niat untuk mencari pendamping hidupnya atau belum kawin.