Situs Cagar Budaya
<p style=”text-align: center”><strong>situs cagar budaya</strong> adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu</p>
Nama | Pura Batan Cagi |
---|---|
Nomor inventaris | 7/STS/PYS/MGS/2016 |
Lokasi | Dusun/Br. Tenganan, Desa/Kelurahan Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali |
Koordinat | 50 L 0310244; UTM 9050996, Dpl. 161 meter |
Ukuran | 56 x 26 meter |
Batas Langsung | Utara kampung tradisional Desa adat Tenganan; Timur jalan raya dan areal parkir; Selatan pemukiman penduduk, rumah penduduk. |
Pemilik | Desa Adat Tenganan |
Pengelola | Desa Adat Tenganan |
Diskripsi
Situs Pura Batan Cagi berada di punghujung selatan di dalam ruang Desa Adat Tenganan. Areal situs ini berbentuk persegi empat, dibatasi oleh tembok keliling pada sisi barat dan sisi utara. Pintu masuk/keluar menuju areal pura pada sisi utara dan selatan. Pelinggih-pelinggih yang terdapat di dalam areal situs dibuat dari susunan batu alam tanpa menggunakan bahan-bahan lainnya seperti bangunan-bangunan pelinggih yang ditemukan di luar wilayah lainnya. Keunikan tersebut yakni tanpa menggunakan bahan kayu, ijuk, atau bahan-bahan lainnya yang lazim digunakan pada bangunan suci seperti di tempat-tempat atau wilayah lainnya. Struktur-struktur tersebut berjumlah 23 buah dengan sebaran posisi berada pada sisi bagian sebelah barat, utara dan pada bagian sisi pojok tenggara. Selain struktur, di dalam areal situs juga berdiri sebuah bangunan pintu gerbang dibuat dari susunanan batu bata berwarna coklat dan beratap ijuk. Menurut penuturan I Putu Yudiana (37 tahun), bangunan ini merupakan salah satu bangunan pintu masuk untuk menuju ke dalam ruang perkampungan tradisional Tenganan. Bangunan pintu gerbang semacam ini sesungguhnya berjumlah empat buah dengan letak dan posisi berada pada keempat penjuru arah mata angin. Keunikan lainnya, pelinggih-pelinggih yang merupakan bangunan utama situs Pura Batan Cagi memiliki nama-nama sesuai dengan tradisi lokal yang berlaku di Desa Tenganan.Pelinggih-pelinggih yang berada pada sisi bagian barat dengan sebutan istilah lokal antara lain Sanggah Mulanda, Sanghyang, Ngijeng, Batu Giling Maga, Batu Guling, Prajurit, Embah Buluh, Pande besi, Pande Mas, Pasek, dan Bendesa. Bagi pelinggih-pelinggih yang menempati posisi pada bagian sisi utara, timur dan pojok tenggara dengan sebutan antara lain Pura Telaga, Kehen, Pakuwan, Tengahing Segara, Pande, Bhatara Penyarikan, Dingding Ai, dan Sumuh, serta tiga buah lainnya belum dapat diidentifikasi. |
Benda Cagar Budaya
<p style=”text-align: center”><strong>Benda Cagar Budaya</strong> adalah benda alam dan/atau buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia</p>
Struktur Cagar Budaya
Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 19/STRK/PMD/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 33 cm; panjang 88 cm; lebar 88 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik, berlanjut sampai masa Hindu Bali |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Pura Telaga . |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 20/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 36 cm; panjang 95 cm; lebar 100 cm |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik, berlanjut sampai masa Hindu Bali |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Kehen |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 21/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 28 cm; panjang 75 cm; lebar 76 cm |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik, berlanjut sampai masa Hindu Bali |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Pakuwon. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 22/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 225 cm; lebar 120 |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Pande. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 23/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 30 cm; panjang 140 cm; lebar 125 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Tengahing Segara |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 24/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 76 cm; lebar 76 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Bhatara Penyarikan. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 25/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 90 cm; lebar 85 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Dingding Ai. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 26/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 90 cm; lebar 85 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam, dengan istilah lokal Sumuh. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 27/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 32 cm; panjang 90 cm; lebar 96 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Istilah lokal belum dapat diidentifikasi. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 28/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 76 cm; lebar 76 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Istilah lokal belum dapat diidentifikasi. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 29/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 130 cm; lebar 100 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Istilah lokal belum dapat diidentifikasi. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 30/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 95 cm; lebar 66 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Istilah lokal belum dapat diidentifikasi. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 31/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 36 cm; panjang 105 cm; lebar 90 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Sanggah Mulanda. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 32/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 100 cm; lebar 78 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Sanghyang. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 33/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 39 cm; panjang 106 cm; lebar 100 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Ngijeng. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 34/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 34 cm; panjang 102 cm; lebar 100 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Batu Guling Maga. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 35/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 35 cm; panjang 108 cm; lebar 100 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Prejurit. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 36/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 90 cm; lebar 85 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Embah Buluh. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 37/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 26 cm; panjang 106 cm; lebar 90 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Embah Buluh. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 38/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 38 cm; panjang 135 cm; lebar 125 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Pande Besi. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 39/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 107 cm; lebar 100 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Pande Mas. |
Nama | Tahta Batu |
---|---|
Nomor inventaris | 40/STRK/TB/MGS/2016 |
Ukuran | tinggi 25 cm; panjang 100 cm; lebar 85 cm. |
Bahan | Batu Alam |
Warna | Abu-abu |
Perolehan | Pura Batan Cagi |
Periodesasi | tradisi megalitik |
Kondisi | utuh ditumbuhi organisme |
Pemerian
Struktur ini dengan pola bangun persegi empat, tersusun dari material batu alam. Di dalam tradisi lokal Desa Adat Tenganan, struktur ini difungsikan sebagai media pemujaan kepada roh leluhur atau kekuatan alam. Di dalam fungsinya sebagai media pemujaan sesuai dengan tradisi lokal, struktur ini adalah dengan sebutan Pasek. |
Leave A Comment